Diposkan pada Tak Berkategori

TARI PORNAMA TEMOR

Sinopsis Tari Pornama Temor

Tari Pornama Temor ini terinspirasi dari kegiatan dan kebiasaan yang sering dilakukan para gadis remaja saat bulan purnama tiba.

Mereka berkumpul dan bersuka ria menyambut malam bulan purnama.

Kegembiraan mereka diwujudkan dalam bentuk gerakan tari yang lincah, centil dan dinamis, dengan menggunakan property selendang/sampur untuk mempermanis gerakan mereka.

Tari Pornama Temor persembahan IGTKI JEMBER
Diposkan pada Tak Berkategori

TARI PANJIDORAN

Sinopsis Tari Panjidoran

Tari Panjidoran ini adalah merupakan tari religi Islami.

Tari ini dikemas dengan anggun dan santun dengan gerakan-gerakan yang menggambarkan gerakan religi yang dinamis.

Dengan tidak meninggalkan nuansa religinya kostum yang dikenakan di tari Panjidoran ini juga merupakan kostum yang sopan dan tertutup.

Tari Panjidoran IGTKI Kab Jember
Diposkan pada Tak Berkategori

TARI LAHBAKO

Sinopsis Tari Lahbako

Tari Lahbako adalah sebuah tari tradisi daerah kota Jember.

Tarian ini ditarikan oleh sekelompok penari yang menggambarkan pekerja/kuli tembakau yang sedang bekerja memproses daun tembakau mulai dari memetik, mengukur, menyortir/memilah, mencuci sampai tembakau tersebut siap untuk dipasarkan.

Tari Lahbako ini juga merupakan tari pertama kabupaten Jember yang diakui sebagai tarian daerah Jember.

Pencipta tari Lahbako ini adalah seniman Jogjakarta Bagong Kusudiardja dibantu oleh beberapa seniman Jember dalam proses observasi hingga tarian ini selesai digarap.

Tari LAHBAKO oleh IGTKI Jember
Diposkan pada Tak Berkategori

TARI SAMPER SARONG

Sinopsis Tari Samper Sarong

Tari Samper Sarong ini adalah sebuah karya tari asal Jember yang diciptakan oleh Akarje, yaitu kelompok kesenian asal Jember.

Tari ini menggambarkan tingkah laku, kebiasaan dan pola hidup masyarakat Jember yang sampai saat ini masih banyak menggunakan samper/sewek dan sarong corak madura untuk pakaian mereka sehari-hari.

Tari Samper Sarong performed by IGTKI JEMBER
Diposkan pada Tak Berkategori

TARI RAJUNGAN

Sinopsis Tari Rajungan

Tari Rajungan ini adalah sebuah tari yang menggambarkan seekor kepiting yang walaupun tubuhnya kecil tapi dia bisa bergerak dengan lincah dan kuat.

Dengan tangan yang menyerupai capit menjadikan ciri khas tarian ini.

Tari Rajungan ini ditarikan dengan gerakan yang dinamis oleh guru-guru yang tergabung di KOBERTA IGTKI KAB JEMBER dalam rangka pembuatan video tari Rajungan yang diproduksi oleh IGTKI KAB JEMBER.

Tim Tari Rajungan dan Pengurus IGTKI JEMBER
Diposkan pada Tak Berkategori

Tari BAJUL IJO

Sinopsis Tari Bajul Ijo

Tari Bajul Ijo ini menggambarkan sekelompok anak yang sedang bermain menirukan gerakan buaya dengan diiringi lagu yang lincah bersemangat dan gerakan yang lucu serta enerjik khas gerakan anak-anak.

Tari Bajol Ijo performed by IGKTI JEMBER
Diposkan pada Tak Berkategori

TARI AMAENAN

Sinopsis Tari Amaenan

Di masa sekarang ini dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, semua dimudahkan dengan adanya perangkat teknologi tinggi. Hal ini menyebabkan semua aktivitas kita dikerjakan oleh teknologi tinggi tersebut. Termasuk dunia anak – anak. Anak jaman sekarang sudah disibukkan dengan adanya gadget, laptop, dll. Sehingga mereka menjadi terlena dan tidak mengenal arti bersosialisasi dengan teman – temannya.
Dunia anak identik dengan dunia bermain. Amaenan adalah istilah lain dari bermain atau dolanan. Diambil dari bahasa Madura “amaen”.
Tari Amaenan ini adalah sebuah tari dolanan yang menggambarkan anak-anak sedang bermain bersuka ria bersama, terkadang membayangkan bermain layang-layang.
Tarian ini dibawakan dengan gerakan yang lincah dan bersemangat selayaknya anak-anak yang selalu riang gembira dalam bermain.
Iringan musik yang dibawakan juga merupakan iringan musik lincah dengan ditambah lagu dolanan yang sesuai dengan dunia anak.
Kami berharap dengan Tari Amaenan ini kita bisa mengingatkan kembali anak – anak kita pentingnya bersosialisasi dengan sesama.

Tari AMAENAN oleh IGTKI JEMBER
Tari AMAENAN
Diposkan pada Seni Budaya, Seni Tari

SEMANGAT UNTUK TERUS BERKARYA

Sanggar Tari Hastarini adalah sebuah sanggar tari di Jember yang selalu berkomitmen untuk mengajarkan budaya tradisi nasional Indonesia. Hal ini dimaksudkan supaya semua anggota sanggar tari Hastarini lebih bisa mengenal seni budaya yang ada di Indonesia.

Salah satu tari tradisi nusantara yang diajarkan di sanggar Hastarini adalah Tari Remo Gagrak Anyar yaitu tari tradisi asal Jombang Jawa Timur. Tari Remo ini adalah sebuah tari gagahan yang biasanya ditampilkan untuk pembukaan di acara-acara resmi. Tari ini bisa ditarikan oleh penari pria maupun wanita, hanya saja dandanannya tetap dandan pria (gagah).

Tari Remo ini menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran di medan laga, sehingga gerakan-gerakan di tari Remo ini pun adalah gerakan-gerakan yang gagah dan tegas.

Tari Remo itu sendiri ada bermacam-macam, diantaranya: Remo Madya, Remo Sanggit, Remo Gagrak Anyar, Remo Jombangan dan masih banyak lagi. Itu semua adalah kekayaan tari Jawa Timur.

Dengan memperkenalkan dan mengajarkan tari-tari tradisi ini kami berharap seni budaya Indonesia akan semakin maju dan semakin dikenal baik oleh masyarakat Indonesia sendiri maupun manca negara. Kami juga berharap agar generasi muda Indonesia bisa lebih mencintai budaya nasional daripada budaya manca negara lain.

JAYA SELALU SENI TRADISI DAN BUDAYA INDONESIA

Diposkan pada Seni Budaya, Seni Tari

HARI TARI DUNIA

Di masa pandemi ini semua kegiatan mengalami penurunan aktivitas yang drastis, termasuk kegiatan kesenian. Lebih dari setahun ini seniman tidak bisa bekerja sebagaimana biasanya. Hal ini menyebabkan mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terutama seniman yang penghasilannya hanya mengandalkan dari karya.

Demikian juga sama halnya dengan kegiatan di sanggar-sanggar tari di Jember. Mereka pun banyak yang mengeluh tidak bisa berkegiatan lagi karena tidak ada job yang masuk. Dan banyak anggota yang tidak aktif latihan lagi dengan alasan takut dengan pandemi.

Tapi bagi Sanggar Tari Hastarini Jember, pandemi ini tidak menyurutkan semangat untuk terus berlatih dan berkarya. Dengan tidak mengabaikan aturan protokol kesehatan mereka tetap melakukan aktivitas latihan menari di sanggar.

Dan untuk memperingati Hari Tari Dunia yang jatuh pada tanggal 29 April, Sanggar Tari Hastarini membuat sebuah video tari sederhana yang pengambilan gambarnya diambil di Pantai Payangan Ambulu Jember.

Meskipun cuaca sedang sangat terik tapi mereka tetap menari dengan semangat. Panasnya pasir pantai pun tidak mereka hiraukan. Mereka sangat menikmati moment kebersamaan itu.

Senyum di wajah mereka adalah bukti kekompakan dan jiwa yang menyatu di antara mereka. Semangat kebersamaan pun telah menjadi pengikat hati yang akan terus mereka bawa sampai akhir nanti.

Dalam kegiatan ini juga ditampilkan kesenian egrang yang merupakan kesenian tradisional Indonesia. Mereka bermain egrang dengan gembira.

Meskipun hanya dengan bambu sederhana tapi mereka antusias dalam memainkan egrangnya. Permainan yang tidak semua anak bisa memainkannya, mampu mereka bawakan dengan lincah.

Semoga akan semakin banyak generasi muda yang mencintai seni budaya kesenian tradisional negri yang kita cintai ini. Sehingga Indonesia akan bisa menjadi salah satu pusat seni budaya internasional.

Ada pepatah yang mengatakan “Jika kamu berhenti belajar maka kamu akan sekarat”. Dari pepatah itulah maka anak-anak didik di Sanggar Hastarini selalu diajak untuk belajar peka dalam memahami semua peristiwa yang terjadi di sekitar. Dan mampu mengangkat apapun untuk menjadi sebuah karya yang indah.

Diposkan pada Cerita Pendek

ZIARAH

Jam 3 sore di sebuah pemakaman umum, suasana masih saja sepi. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun duduk bersimpuh di depan dua buah makam yang bersebelahan.

Anak itu menghadap ke salah satu makam sambil tangannya sesekali membersihkan rumput yang tumbuh jarang di tanah makam sambil berkata:

Bu, apa kabar? Ibu sedang apa sekarang?

Perlahan anak itu mengeluarkan bungkusan daun dari dalam saku kecilnya. Kemudian dia membuka bungkusan daun itu dan mengambil sejumput bunga dari daun itu.

Bu, hari ini aku berhasil menemukan bunga melati, bunga kesayangan ibu. Bunga ini aku ambil di pinggir jalan dekat rumah besar yang dulu selalu kita lewati saat kita mau pulang ke rumah kita bu. Aku tidak mencurinya kan bu?

Anak itu mulai menaburkan bunga melati yang hanya sedikit itu di makam ibunya sambil berkata lirih:

Bu, aku kangeeen banget sama ibu.

Mata anak itu mulai berkaca-kaca, tangannya mulai mengelus perlahan tanah makam sambil terus berbicara seolah dia sedang berhadapan dengan ibunya.

Ibu sudah makan? Hari ini aku belum makan bu. Tadi pagi aku mendapatkan uang sepuluh ribu dari hasil membantu membersihkan pekarangan rumah pak Amir. Saat aku mau membeli makanan ternyata uang itu sudah hilang dari sakuku. Aku gak tahu uang itu hilang dimana. Maaf ya bu, Aku masih tetap ceroboh, gak mau nurut sama ibu. Kalau saja saat ini ibu masih ada bersamaku, aku tahu ibu pasti akan langsung memarahiku karena menghilangkan uang itu. Aku kangen dimarahi sama ibu…. Dulu setiap habis memarahiku ibu pasti akan selalu memelukku. Ibu tahu kan, sebenarnya aku bukan anak nakal? Ibu selalu bilang kalau aku ini anak baik. Iya kan bu?

Air mata mengalir deras di pipi anak itu, dia menangis sampai bahunya terguncang. Tangan dekilnya sibuk mengelap air mata yang terus mengalir.

Bu, besok aku mau ke rumah bu Mirah. Katanya bu Mirah mau membersihkan rumahnya. Aku mau bantu bu Mirah ya bu. Siapa tahu bu Mirah mau memberi aku sepiring nasi atau uang jajan…mungkin… kata anak itu sambil menundukkan kepala.

Sebenarnya aku tidak suka ke rumah bu Mirah bu, disana ada anak bu Mirah yang sombong itu. Dia selalu mengejekku. Dia tidak pernah suka denganku. Tapi tidak apa bu, kan ibu selalu bilang aku harus tetap baik dan tersenyum dengan siapapun. Meskipun anaknya nakal, tapi bu Mirah baik kepadaku.

Anak itu mulai menghapus sisa-sisa air matanya.

Bu, di surga tidak ada anak nakal kan? Kata ibu dulu surga itu adalah tempat orang-orang baik. Benar kan bu? Kalau memang benar seperti itu aku juga ingin kesana bu. Aku ingin ketemu ibu dan juga bapak disana…suatu saat nanti…

Kemudian anak itu memindah posisi duduknya menghadap ke makam di sebelah makam ibunya.

Bapak…bapak pasti sekarang sedang tersenyum melihatku. Aku sekarang sudah lebih besar dari saat terakhir kita ketemu. Dan aku sekarang sudah bisa mendapatkan uang sendiri, dari hasil membantu pekerjaan orang-orang itu. Ya meskipun itu pekerjaan ringan, tapi kan aku masih belum kuat kalau harus mendorong bak sampah besar seperti yang biasa bapak lakukan tiap hari itu. Tapi aku akan latihan tiap hari pak, aku akan membantu mengangkat sampah-sampah itu, supaya otot-ototku menjadi kuat seperti bapak.

Anak itu menaburkan bunga melati yang tinggal sedikit di makam bapaknya.

Pak, aku minta maaf ya. Aku belum bisa menjadi seperti yang bapak inginkan, menjadi anak yang kuat dan tegar. Aku masih suka cengeng, masih suka menangis saat aku mengingat bapak dan ibu.

Anak itu kembali mengusap pipinya yang mulai basah karena air mata.

Pak, bapak masih ingat kan, dulu saat aku masih kecil aku pernah mengambil kerupuk di plastik rujak yang bapak beli untuk kita makan bertiga. Saat itu bapak langsung memarahiku, bapak bilang kerupuk itu untuk ibu, karena kerupuknya memang cuman satu. Padahal saat itu aku juga ingin makan kerupuk itu. Aku langsung nangis, tapi saat itu juga bapak menggendong dan menenangkanku dengan menunjukkanku capung yang menempel di dinding bambu rumah kita. Aku senang sekali berada di gendongan bapak, terasa hangat sekali.

Anak itu kembali terisak. Dia meneruskan tangisnya sebentar. Setelah agak tenang dia kembali berkata:

Pak, nanti kalau aku sudah besar aku ingin seperti bapak. Aku ingin menjadi orang yang sabar, kuat, dan selalu mau membantu orang lain.

Lalu anak itu duduk menghadap di antara kedua makam itu.

Bapak…ibu…sekarang aku mau pulang dulu ya. Besok setelah membantu bu Mirah aku akan kesini lagi. Bapak sama ibu doakan aku dapat rejeki yang halal dan juga doakan supaya aku selalu jadi anak terbaik untuk kalian. Aku pamit ya pak, bu.

Perlahan anak itu meninggalkan pemakaman sambil sesekali masih menoleh ke arah makam kedua orang tuanya.

ninienariesitta2021